Selasa, 15 Desember 2015

ANALISIS TINDAK TUTUR LOKUSI, ILOKUSI, DAN PERLOKUSI DALAM VIDEO CEPOT SAPARAKANCA EPISODE “KELAPA”




ANALISIS TINDAK TUTUR LOKUSI, ILOKUSI, DAN PERLOKUSI DALAM VIDEO CEPOT SAPARAKANCA EPISODE “KELAPA”

Siti Apipah
Pendidikan Bahasa dan sastra Indonesia
Surel: apippahallutfiah@yahoo.co.id
Abstrak
Bahasa merupakan alat untuk berkomunikasi dan berinteraksi satu sama lain yang dikeluarkan melalui alat ucap yang berbentuk suatu ujaran atau tindak tutur. Setiap ujaran yang dituturkan oleh penutur memiliki makna dan maksud tertentu sesuai dengan tujuan masing-masing. Seperti yang kita ketahui bahwa tindak tutur terbagi ke dalam beberapa golongan salah satunya penggolongan berdasarkan sifat hubungannya yang meliputi tindak lokusi, ilokusi, dan perlokusi. Adapun penelitian ini bertujuan untuk menambah wawasan mengenai tindak tutur. Objek dari penelitian ini adalah sebuah video Cepot saparakanca yang berupa percakapan dan yang menjadi subjeknya adalah tindak tutur lokusi, ilokusi, dan perlokusi. Metode dalam penelitian ini adalah deskriptif   kualitatif   dengan sumber  data  berupa  sebuah video. Metode pengumpulan datanya menggunakan metode simak (nonton) dan catat. Berdasarkan dari hasil analisis percakapan dalam video Cepot saparakanca episode kelapa tersebut, di dalamnya terdapat tindak tutur lokusi, ilokusi, dan perlokusi. Semoga dengan adanya pembuatan jurnal ini dapat semakin memperkaya pengetahuan pembaca.
Kata kunci: Tindak tutur, Lokusi, Ilokusi, dan perlokusi.
A.    Pendahuluan
Bahasa merupakan alat untuk berkomunikasi atau interaksi setiap manusia yang berupa lambang-lambang bunyi yang dikeluarkan melalui alat ucap, serta setiap ujaran yang dikeluarkan itu memiliki arti dan setiap arti yang dikeluarkan itu sifatnya arbiter sesuai dengan kesepakatan dalam suatu lingkungan masyarakat. Bahasa sebagai gejala sosial yang sangat kompleks baik masalah sosialnya, kulturnya, maupun situasionalnya. Dengan demikian, mendekati bahasa dari pandangan linguistik belumlah cukup sebab studi bahasa juga memperhitungkan faktor sosial dan situasionalny. Adapun pragmatic adalah ilmu bahasa yang mempelajari tentang makna tuturan serta maknanya dapat disesuaikan dengan situasi, tempat, dan waktu tertentu.
Dalam penelitian ini pendekatan pragmatik digunakan untuk mengkaji satuan analisis tindak ujaran atau tindak tutur. Dengan itu dapat diketahui apa fungsi tindak tutur itu diujarkan oleh penuturnya. Karena setiap ujaran yang dituturkan oleh penutur memiliki makna dan maksud tertentu sesuai dengan tujuan masing-masing. Tindak tutur dalam peristiwa tutur merupakan dua gejala yang terjadi pada suatu proses yaitu proses komunikas. Di dalam kehidupan manusia tidak bisa lepas dari peristiwa tuturan, karena dengan tuturan manusia dapat menyampaikan informasi kepada lawan tuturnya serta dapat dimengerti satu sama lain. Dan tuturan atau tindak tutur itu beraneka ragam jenisnya salah satunya pengelompokkan berdasarkan sifat hubungannya yang di dalamnya mencakup tindak tutur lokusi, ilokusi, dan perlokusi.  Karena penulis melihat dalam video cepot saparakanca terdapat beberapa percakapan yang perlu dikaji seperti tindak tutur lokusi, ilokusi dan perlokusi maka dari itu peneliti tertarik untuk mengkaji lebih dalam tindak tutur yang terdapat dalam video cepot saparakanca.
Dalam jurnal ini penulis membatasi penelitian, hanya menganalisis mengenai  jenis tindak tutur berdasarkan sifat hubungannya yaitu tindak tutur lokusi, ilokusi, dan perlokusi. Pembahasannya mengenai percakapan-percakan yang termasuk ke dalam tindak tutur lokusi, ilokusi, dan perlokusi pada video Cepot saparakanca. Tujuannya agar pembahasan bisa lebih spesifik lagi dan tidak melebar  kemana-mana sehingga pembaca tidak kesulitan untuk memahami pembahasan. Tujuan dari penulisan jurnal ini adalah sebagai bahan untuk menambah pengetahuan mengenai tindak tutur. Mempermudah bagi pembaca dalam memahami jenis tindak tutur.
B.     Landasan Teoretis dan Metode Penelitian
1)      Landasan Teoretis
Pengertian tindak tutur
Tindak tutur adalah sesuatu yang kita lakukan dalam rangka berbicara atau suatu unit bahasa yang berfungsi di dalam sebuah percakapan.
Pengelompokkan tindak tutur
(1)   Pengelompokkan berdasarkan jenisnya
-       Tindak representatif adalah tindak dari penutur yang berfungsi menetapkan atau menjeaskan sesuatu itu apa adanya.
-       Tindak komisif adalah tuturan yang berfungsi mendorong pembicara melakukan sesuatu seperti tindak berjanji, bernazar, dan bersumpah.
-       Tindak direktif yaitu tuturan yang berfungsi mendorong pendengar untuk melakukan sesuatu seperti mengusulkan, memohon, dan mendesak.
-       Tindak ekspresif yaitu tindak yang mencakup perasaan dan sikap, seperti tindak permintaan maaf, berterimakasih, dan memuji.
-       Tindak deklaratif adalah tuturan yang berfungsi memantapkan, membenakan suatu tindak tutur lain.
(2)   Pengelompokkan tindak tutur berdasarkan sifat hubungannya
-       Tindak tutur lokusi yaitu tindak tutur yang dilakukan pembicara berhubungan dengan mengatakan sesuatu, seperti memutuskan, mendoakan, merestui, dan menuntut.
-       Tindak ilokusi yaitu tindak tutur yang dilakukan pembicara berkaitan dengan perbuatan dalam hubungan dengan mengatakan sesuatu.
-       Tindak tutur perlokusi yaitu tindak tutur yang mengakibatkan lawan bicara bertindak suatu tindakan dalam mengatakan sesuatu.
(3)   Pengelompokkan tindak tutur berdasarkan hakekat  pemakaian
-       Tindak tutur sopan santun (politeness). Tindak tutur ini bisa dijumpai pada percakapan pertama antara orang-orang baru berkenalan.
-       Tindak tutur penghormatan (deferense). Tindak tutur penghormatan biasanya dijumpai pada situasi percakapan kedua belah pihak yang berbeda status sosialnya, missal murid dengan guru.
-       Tindak tutur tidak menghiraukan (migitation). Tindak tutur tidak menghiraukan ini dapat dijumpai dalam dua macam situasi penutur.
Pertama, karena tidak disengaja orang yang tiba-tiba mengalihkan pembicaraan tanpa disadari
Kedua, karena disengaja yaitu antara percakapan dua orang yang sedang bertengkar.
Pengertian Tindak Tutur Menurut Muhammad Rohmadi, (2004) teori tindak tutur pertama kali dikemukakan oleh Austin(1956), seorang guru besar di Universitas Harvard. Teori yang berwujud hasil kuliah itukemudian dibukukan oleh J.O.Urmson (1965) dengan judul How to do Things with words?.Akan tetapi teori itu baru berkembang secara mantap setelah Searle (1969) menerbitkan bukuyang berjudul Speech Acts : An Essay in the Philosophy of language menurut Searle dalamsemua komunikasi linguistik terdapat tindak tutur. Ia berpendapat bahwa komunikasi bukan sekadar lambang, kata atau kalimat, tetapi akan lebih tepat apabila disebut produk atau hasil darilambang, kata atau kalimat yang berwujud perilaku tindak tutur (fire performance of speech acts). Tindak tutur merupakan analisis pragmatik, yaitu cabang ilmu bahasa yang mengkaji bahasa dariaspek pemakaian aktualnya. Leech (1983:5-6) menyatakan bahwa pragmatik mempelajarimaksud ujaran (yaitu untuk apa ujaran itu dilakukan); menanyakan apa yang seseorang maksudkan dengan suatu tindak tutur; dan mengaitkan makna dengan siapa berbicara kepadasiapa, di mana, bilamana, bagaimana. Tindak tutur merupakan entitas yang bersifat sentral di dalam pragmatik dan juga merupakan dasar bagi analisis topik-topik lain di bidang ini seperti praanggapan, perikutan, implikatur percakapan, prinsip kerjasama dan prinsip kesantunan. Berkenaan dengan tuturan, Austin membedakan tiga jenis tindakan:
1.      Tindak tutur lokusi, yaitu tindak mengucapkan sesuatu dengan kata dan kalimat sesuai dengan makna di dalam kamus dan menurut kaidah sintaksisnya. Tindak tutur ini sering disebut sebagai The Act of Saying Something
2.      Tindak tutur ilokusi, yaitu tindak tutur yang mengandung maksud; berkaitan dengan siapa bertutur kepada siapa, kapan, dan di mana tindak tutur itu dilakukan, dsb.
3.      Tindak tutur perlokusi, yaitu tindak tutur yang pengujarannya dimaksudkan untuk mempengaruhi mitra tutur.
Dengan demikian, dapat saya simpulkan bahwa tindak tutur adalah suatu bahasa yang digunakan dalam berinteraksi dengan mitra tutur. Tindak tutur ini terbagi ke dalam tiga jenis; Pertama, lokusi adalah tindak tutur yang diucapkan penutur dan memiliki makna secara umum bisa disertai dengan maksud bisa pula tidak. Kedua, ilokusi adalah tindak tutur yang disertai dengan maksud tertentu antara penutur dan petutur. Ketiga, perlokusi adalah tindak tutur yang menyebabkan lawan tutur bertindak sebagai akibat dari tuturan tersebut.
2)      Metode Penelitian
Penelitian   ini   menggunakan   jenis   penelitian   deskriptif   kualitatif   dengan sumber  data  berupa  sebuah video yang berdurasi 03:53 menit dengan data berupa tindak tutur lokusi, ilokusi, dan perlokusi. Metode pengumpulan datanya menggunakan metode simak (nonton) dan catat. metode simak, yaitu dengan menyimak tuturan pada video Cepot saparakanca dan menganalisis jenis-jenis tindak tutur yang  tergolong jenis tindak tutur lokusi, ilokusi, dan perlokusi yang digunakan dalam percakapan pada video tersebut. Yang selanjutnya tenik  catat adalah  teknik  yang  digunakan  untuk  mencatat  data-data.  Penulis  mencatat  tindak  tutur dalam video Cepot saparakanca tersebut ke dalam pencatat data. Kemudian   penulis    menggunakan   teknik   pustaka,   teknik   pustaka   adalah mempergunakan   sumber-sumber   tertulis   untuk   memperoleh   data.   Sumber-sumber tertulis itu meliputi makalah, buku yang berkenaan dengan pragmatik, dan artikel-artikel dalam internet. Pustaka yang penulis lakukan dalam penelitian ini menggunakan buku acuan pragmatik  dari  berbagai  sumber  yang  ada  dan  mengenai  teknik  analisis bahasa. Dalam penelitian ini,  peneliti menggunakan instrumen berupa alat bantu yang meliputi alat tulis, buku mengenai pragmatik, dan laptop sebagai media yang digunakan dalam penulisan jurnal ini Teknik analisis data menggunakan metode identifikasi.
C.    Hasil dan Pembahasan
Lampiran Percakapan Cepot Saparakanca Episode Kelapa
Cepot: Wah lapar nih sugan aya endog jang sasarap. Tatadi maraban wae hayam euy (Wah lapar nih siapa tau ada telur buat sarapan. Dari tadi ngasih makan ayam terus)
Cepot: “Nah ieu, bagian dewek ieumah (Nah bagian gue nih) (sambil menunjuk kea rah telur ayam)
Semar: “Pot, Cepot
Cepot: “Hah… (Iya)
Semar: “Keur naon silaing (Sedang apa kamu)
Cepot: “Eukeur…eukeur neang endog  Gan (Lagi… nya… nyari telur Beh)
Semar : “Cing ngagantung pangalakeun kalapa. Indung silaing rek ngangeun cenah (Coba kau petik kelapa sana. Ibumu mau nyayur katanya…)
Cepot : “Peryogi sabaraha hiji? (Perlu berapa buah?)
Semar: “Dua we tong loba teuing, jang isuk deui (Dua aja jangan banyak-banyak, buat besok lagi)
Cepot : “Siap laksanakan(Sambil hormat)
Cepot: “Aduh… tulung…tulung…! (Aduh… tolong… tolong!)
Semar: “Ari silaing dititah ngala dua kalah tilu(Kau ini disuruh petik dua malah tiga)
Cepot:  “Dua kulan ieu ge  (Itu juga dua)
Semar:  “Naha sora muragna tilu (Kenapa jatuhnya tiga)
Cepot: “Sanes. Sarung etamah (Itu sarung beh)
Semar: “Maenya sarung  sada ngagebut (Masa sarung bunyinya gdubrak…!)
Cepot:  “Apan jeung dewek (Kan sama gua…!)
Semar: “Oh paingan atuh, pesék sakalian… mun nggeus bawa kajero  (Oh pantesan, kupas sekalian… kalau sudah bawa masuk…!)
Cepot: “Euh inimah habis manis sepah dibuang. Sudah jatuh tertimpa tangga pula. Tapi teu nanaon berakit-rakit kehulu, berenang-renang ketepian.”
Cepot: “Aing kudu dahar dua piring jeung angeun euy… (Gue harus makan dua piring nih sama sayur…)
Analisis tindak tutur lokusi
Seperti yang telah penulis bahas dimuka bahwa tindak tutur lokusi adalah suatu tuturan yang bermakna secara umum dan maknanya terdapat dalam kamus. Setelah penulis analisis percakapan Cepot saparakanca episode kelapa, pada percakapan itu terdapat beberapa tuturan yang maknanya dapat diketahui secara umum. Berikut di bawah ini kutipannya:
Cepot: Wah lapar nih sugan aya endog jang sasarap. Tatadi maraban wae hayam euy (Wah lapar nih siapa tau ada telur buat sarapan. Dari tadi ngasih makan ayam terus)
Cepot: “Nah ieu, bagian dewek ieumah (Nah bagian gue nih) (sambil menunjuk kea rah telur ayam)
Berdasarkan kutipan di atas jelaslah bahwa tindak tutur tersebut termasuk ke dalam tindak tutur lokusi karena makna dari tuturan Cepot itu dapat diketahui secara umum. Seperti pada tuturan awal kalimat pertama “Wah lapar nih siapa tau ada telur buat sarapan” dari kutipan tersebut dapat diketahui bahwa Cepot sedang lapar dan berniat mencari teur. Sama halnya dengan kalimat lanjutannya yang menujukan Cepot sedang bergumam sendiri dan dapat diketahui dalam tuturannya itu menjelaskan bahwa Cepot sudah sejak tadi memberi makan aya.
Jika pada tuturan kedua mungkin maknanya akan sulit dimengerti jika hanya berbentuk dialog tanpa melihat video ataupun tanpa diakhiri dengan penjelasan, contonya “Nah bagian gue nih”. Kita akan sulit mengartikan apa yang dimaksud oleh Cepot mengenai “bagian gue”. Akan tetapi setelah akhir tuturannya diberi penjelasan maka itu akan memudahkan memahami apa yang dimaksud si penutur, contoh “Nah bagian gue nih” (sambil menunjuk kea rah telur ayam)
Analisis tindak tutur ilokusi
Berikutnya tindak tutur ilokusi, tentunya kita masih ingat bahwa tuturan ilokusi adalah tindak tutur yang disertai dengan maksud tertentu yang berkaitan dengan siapa, kepada siapa, kapan, dan di mana tindak tutur itu dilakukan.
Dalam video Cepot saparakanca episode kelapa,terdapat beberapa percakapan yang menunjukkan tindak tutur ilokusi, yang mana tidak tutur yang disertai dengan maksud kepada lawan tutur kemudian lawan tutur menjawab sebagai respon dari tuturan si penutur. Contohnya sebagai berikut:
Kutipan a.1
Semar: “Pot, Cepot
Cepot: “Hah… (Iya)
Semar: “Keur naon silaing (Sedang apa kamu)
Cepot: “Eukeur…eukeur neang endog  Gan (Lagi… nya… nyari telur Beh)
Kutipan a.2
Semar: “Ari silaing dititah ngala dua kalah tilu(Kau ini disuruh petik dua malah tiga)
Cepot:  “Dua kulan ieu ge  (Itu juga dua)
Semar:  “Naha sora muragna tilu (Kenapa jatuhnya tiga)
Cepot: “Sanes. Sarung etamah (Itu sarung beh)
Semar: “Maenya sarung  sada ngagebut (Masa sarung bunyinya gdubrak…!)
Cepot:  “Apan jeung dewek (Kan sama gua…!)
Semar: “Oh paingan atuh, pesék sakalian… mun nggeus bawa kajero  (Oh pantesan, kupas sekalian… kalau sudah bawa masuk…!)
Berdasarkan kutipan di atas dapat kita ketahui bahwa dalam setiap tuturan itu memiliki maksud tertentu. Seperti pada kutipan (a.1) Semar memanggil Cepot dan sebagai respon Cepot menjawab panggilan dari Semar. Kemudian Semar pun bertanya “sedang apa?” kepada Cepot itu berarti talam tuturan kutipan (a.1) Semar bertanya mengenai kegiatan yang sedang dilakukan oleh Cepot dan Cepot pun menjawab bahwa dirinya sedang nyari telur ayam.
Pada kutipan (a.2) sedikit berbeda dengan kutipan (a.1), pada kutipan (a.2) sedikit ada kesalah pahaman Semar terhadap Cepot. Akan tetapi, Cepot memperjelas kembali apa yang sedang terjadi terhadap dirinya.
Analisis tindak tutur perlokusi
Tindak tutur perlokusi adalah tindak tutur yang diucapkan oleh seseorang dan menyebabkan orang lain bertindak karena tuturan itu. Dengan kata lain tindak tutur perlokusi adalah tindak tutur untuk mempengaruhi orang lain supaya melakukan sesuatu. Setelah diteliti ternyata dalam percakapan di ataspun terdapat tindak tutur perlokusi, contohnya sebagai berikut:
Kutipan b.1
Semar : “Cing ngagantung pangalakeun kalapa. Indung silaing rek ngangeun cenah (Coba kau petik kelapa sana. Ibumu mau nyayur katanya…)
Cepot : “Peryogi sabaraha hiji? (Perlu berapa buah?)
Semar: “Dua we tong loba teuing, jang isuk deui (Dua aja jangan banyak-banyak, buat besok lagi)
Cepot : “Siap laksanakan(Sambil hormat)
Kutipan b.2
Cepot: “Aduh… tulung…tulung…! (Aduh… tolong… tolong!)
Semar: “Ari silaing dititah ngala dua kalah tilu(Kau ini disuruh petik dua malah tiga)
Berdasarkan kutipan (b.1) di atas jelaslah bahwa terdapat tindak tutur perlokusi yang mana tuturan Semar dengan memerintah Cepot untuk memetik kelapa dan sebagai responya Cepot langsung memanjat pohon kelapa dengan demikian jelaslah bahwa hal tersebut adalah tindak tutur perlokusi.
Jika pada kutipan (b.1) adalah perlokusi lain halnya jika pada kutipan (b.2), pada kutipan (b.2) seharusnya itu tindak tutur perlokusi tapi karena Semar tidak merespon Cepot pada saat meminta tolong maka menurut penulis itu jadi lokusi karena pada kutipan (b.2) perlokusinya tidak jalan. Jadi Cepot hanya meminta tolong saja sedangkan Semar tidak merespon permintaan dari Cepot tersebut. Hal tersebut disebabkan oleh Semar tidak mendengar permintaan tolong dari Cepot. Dengan demikian dapat penulis simpulkan bahwa tindak tutur yang seharusnya perlokusi bisa saja menjadi lokusi apabila tidak ada respon atau tindakan dari mitra tutur.
D.    Simpulan
Pengelompokkan tidak tutur; berdasarkan jenisnya, berdasarkan sifat hubungannya, dan berdasarkan hakekat pemakaiannya. Pengelompokkan tindak tutur berdasarkan sifat hubungannya terbagi menjadi tiga yaitu pertama tindak lokusi brupa tindak tutur yang bermakna secara umum, kedua ilokusi yaitu tindak tutur yang disertai dengan maksud dan yang ketiga perlokusi adalah tindak tutur yang mengakibatkan lawan tutur bertindak. Pada percakapan Cepot saparakanca di atas terdapat tindak tutur lokusi, ilokusi, dan perlokusinya.
Referensi
Cummings, Louis. 2007. Pragmatik (Sebuah Prspektif Multidisipliner). Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Lubis, Hamid Hasan. 2015. Analisis Wacana Pragmatik. Bandung: Angkasa
Yule, George. 2014. Pragmatik. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Dasmana, Demi. Cepot sparakanca Eps02 kalapa. [online]. Tersedia di https://www.youtube.com/watch?v=ZPIx_6E34NI. [2 Desember 2015]
Kurniawan.2008. Tindak Tutur. [online]. Tersedia di http://awan80.blogspot.co.id/2008/07/tindak-tutur.html. [28 November 2015]
Suryadi, Edi. 2012. Aspek-aspek Pragmatik Tindak Tutur, Peranggapan, dan Implikatur.[online]. Tersedia  https://edisuryadimaranaicindo.wordpress.com/2012/03/01/aspek-aspek-pragmatik-tindak-tutur-praanggapan-dan-implikatur-2/. [28 November]


1 komentar:

  1. Merkur 9C (W) - Review - Xn--O80B910a26eepc81il5g.online
    › Merkur-9C-W- › Merkur-9C-W- Nov 20, 2021 kadangpintarworrione Nov 20, 2021 Merkur 9C (W) · 2.00 USD ·. Add to Cart. 0 in stock · Category: Gaming. Product Code: 9C-W-9-9-9-9-9-9-9-9-9-9-9. 메리트 카지노 쿠폰 3.00 USD · Category: Gaming. Product Code: 9C-W-9-9-9-9-9-

    BalasHapus