Minggu, 29 November 2015

Menganalisis Unsur Ekstrinsik dari Film Negeri 5 Menara



Nama                           : Siti Apipah
NIM                            : 3131311030
Mata kuliah                 : Apresiasi Drama Indonesia
Dosen pengampu        : Egi Nusivera, M.Pd.
Tugas                           : Menganalisis Unsur Ekstrinsik dari Film Negeri 5 Menara
A.    Biografi Ahmad Fuadi
Ahmad Fuadi lahir di Maninjau, Sumatera Barat pada tanggal 30 Desember1972. Beliau adalah seorang novelis, pekerja sosial dan mantan wartawan dari Indonesia. Novel petamanya adalah Negeri 5 menara yang merupakan buku pertama dari trilogi novelnya. Karya fiksinya dinilai dapat menumbuhkan semangat untuk berprestasi. Walaupun tergolong masih baru terbit, novelnya sudah masuk dalam jajaran best seller tahun2009. Kemudian meraih Anugerah Pembaca Indonesia 2010 dan tahun yang sama juga masuk Nominasi Khatulistiwa Literary Award, sehingga PTS litera, salah satu penerbit di Negeri Jiran Malaysia trtarik menerbitkan di negaranya dalam bahasa melayu. Novel keduanya yang merupakan trilogi dari Negeri 5 Menara, Ranah 3 Warna telah di terbitkan sejak 23 Januari 2011. Dan novel pamungkas dari trilogi ini Rantau 1 Muara diluncurkan di Washington DC secara simbolis bulan Mei 2013.
Ahmad Fuadi memulai pendidikan menengahnya di KMI Pondok Modern Darussalam Gontor Ponorogo dan lulus pada tahun 1992. Kemudian melanjutkan kuliah Hubungan Internasional di Universitas Padjadjaran, setelah lulus menjadi wartawan tempo. Tahun 1998 beliau mendapat beasiswa di Fulbright untuk kuliah S2 di School of  Media and Public Affairs, George Washington University. Merantau ke Washington DC bersama Yayi, istrinya yang juga wartawan tempo, merupakan mimpi masa kecilnya yang menjadi kenyataan.
B.     Alasan Novel Negeri 5 Menara diterbitkan
Seperti yang telah dijelaskan, bahwa novel negeri 5 menara itu adalah bagian kedua atau novel kedua dari trilogi novel karya Ahmad Fuadi yang pertama berjudul  Ranah 3 Warna kemudian Negeri 5 Menara dan yang terakhir Rantau 1 Muara

C.     Sedikit ulasan mengenai film negeri 5 menara
Film negeri 5 menara diangkat dari sebuah novel karya Ahmad Fuadi yang berjudul negeri 5 menara, yang kemudian di jadikan sebuah film dan disutradarai oleh Affandi Abdul Rachman yang Di dalamnya menceritakan  persahabatan, kerja kerasatau kesungguhan, keluarga, agama dan sebagainya. genrenya edukasi, religi, dan roman
D.    Sinopsis Film Negeri 5 Menara
Alif merupakan tokoh utamanya, dia adalah seorang anak biasa serta sederhana yang baru lulus SMP di Meninjau, dengan mendapat nilai masuk pada 10 besar. Alif sangat bercita-cita seperti Habibie. sahabatnya bernama Randai. Alif sangat menginginkan melanjutkan sekolah SMA di bandung kemudian melanjutkan kuliah di ITB. Akan tetapi ibunya menyuruh alif untuk masuk ke pesantren Madani di Ponorogo, Jawa Timur. Dengan setengah hati Alif menyetujui permintaan ibunya. Sesampainya dipondok hati Alif semakin kacau dan merasa ragu karena di pondok Madani itu tempatnya lebih kampung. Akan tetapi hari demi hari Alif jalani meskipun dengan berat hati, awalnya Alif itu seorang yang pendiam akan tetapi setelah bertemu teman barunya yaitu Baso dari Gowa, Atang dari Bandung, Said dari Surabaya, Raja dari Medan, dan Dulmajid dari Madura. Mereka berenam selalu berkumpul di bawah munara mesjid sehingga mereka membuat julukan untuk mereka yaitu sohibul munara atau para pemilik munara. Mereka masing-masing punya misi untuk menaklukan Dunia, dengan bekal jargon yaitu man jadda wajadda (siapa yang bersungguh-sungguh pasti akan berhasil).  Sohibul menara selalu berfikir visioner dan bercita-cita besar. Akan tetapi Baso keluar di perjalanan dari pesantren itu karena neneknya sakit parah. Kemudian Alif yang awalnya akan keluar dari pesantren itu tidak jadi dan akhirnya mereka semua menjadi orang besar.
E.     Pemeran dalam film negeri 5 menara
Ikang Fauzi sebagai Kyai Rais
Lulu Tobing sebagai Amak
David Chalik sebagai Ayah Alif
Donni Alamsyah sebagai Ust Salman
Ariyo Wahab sebagai Alif dewasa
Gazza Zubizareta sebagai Alif kecil
Billy Sandy sebagai Baso remaja
Ernest Samudra sebagai Said remaja
Rizki Ramdani sebagai Atang remaja
Jiofanis Lubis sebagai Raja remaja
Aris Putra sebagai Dulmajid remaja
Eriska Rein sebagai Sarah
Andhika Pratama sebagai Fahmi (santri senior)
Mario Irwinsyah sebagai Iskandar (santri senior)
Sakurta Ginting sebagai Randai
F.      Komplikasi awal terjadi pada saat orang tua Alif meminta Alif untuk tinggal di sebuah pondok pesantren akan tetapi awalnya Alif menolak, tapi lama kelamaan setelah Ayahnya membujuk Alif akhirnya Alif pun menyetujui. Puncak permasalahannya pada saat Alif memutuskan keluar dari pesantren. Setelah beberapa saat Alif berfikir akhirnya Ia urungkan niatnya keuar dari pesantren tersebut.
G.    Perwatakan tokoh
Alif : orangnya tabah, sabar serta mencoba untuk patuh.
Dulmajid : orangnya lucu dan nekad
Raja :seorang orator yang hebat, penghafal keras dan gampang bingung
Baso : pintar, kerja keras dan pengertian yang selalu melantunkan Al Quran dimanapun ia berada
Atang : seorang yang mencintai seni dan teater, pendiam,dan tidak berani aneh-aneh
Said : ia sangat terobsesi dengan bodybuilding dan mengidolakan Arnold Schwarznegger.
Ust Salam : wali kelas Alif, lelaki muda bertubuh kurus bersuara lantang
Amak : menjunjung tinggi nilai agama tegas serta sangat baik
Ayah : sabar, baik serta menjunjung tinggi nilai agama.
H.    Unsur-unsur ekstrinsik dalam film negeri 5 menara
Nilai  ketuhanan
Sangat banyak nilai ketuhanan yang terkandung dalam film negeri 5 menara tersebut diantaranya kita sebagai manusia pada hakikatnya sama disisi Allah, kemudian kita harus yakin tehadap Allah dan tadirnya “Man jadda wajadda” barang siapa yang bersungguh-sungguh pasti akan berhasil, dan apapun jalan yang digariskan Tuhan pada kita tentu itu terbaik bagi kita, Allah selalu memberikan jalan yang terbaik kepada setiap hambanya.
Nilai agama
Film negeri 5 menara  menceritakan tentang kehidupan psantren yang selalu mengajarkan nilai-nilai agama, mulai dari keikhlasan, jujur, disiplin, qana’at, sabar dan mandiri. Dan yang paling penting yaitu semakin mendekatkan diri dan hati kita pada sang khalik.
Nilai moral
Kebersamaan sohibul menara dalam menghadapi segala hal dengan kerja sama dan pantang menyerah, Saling toleran antara satu sama lain. kekompakan yang diutamakan jika hidup dalam pesantren.
Nilai sosial
Di kehidupan pesantren, kita tidak di ajarkan untuk egois, tapi saling membantu satu sama lain, dan mengutamakan kesolidaritasan bukan keegoisan. Jika yang satu makan enak maka yang lain pun ikut makan enak. Susah senang dijalani bersama.
Nilai ekonomi
Para pengajar di pondok Madani tidak meminta untuk dibayar, mereka ikhlas mendidik para santri karena Allah SWT, serta santri di pondok madani yang banyak kekurangan secara ekonomi tetapi masih bisa bersekolah di pondok Madani. Kehidupan pesantren itu semua yang dilakukan semata-mata hanya mengharapkan Ridha Allah SWT.
Nilai budaya
Jika dilihat dari novelnya ada terdapat kutipan bahwa anak laki-laki dan seorang ayah masyarakat minangkabau tidak pernah berangkulan (di kampungku memang tidak ada budaya anak laki-laki dan seorang ayah). Akan tetapi jika kita lihat dalam filmnya terdapat adegan Alif dan ayahnya sedang berangkulan.
Hasil temuan
Penulis menemukan bahwa anak yang disekolahkan di pesantren identik dengan anak-anak yang nakal, kekurangan baik secara ekonomi maupun akademik. Akan tetapi senakal-nakalnya anak di pesanteren tidak akan senakal anak yang tidak mengenyam dunia pendidikan. Hal yang harus kita hadapi dalam kehidupan pesantren yang keras, kita tidak boleh berleha-leha harus bisa mengatur waktu sebaik mungkin. Sebab jika tidak maka kita akan ketinggalan jauh, baik dalam hal pengetahuan maupun yang lainnya.
 

2 komentar:

  1. Terimakasih atas segala infon nya mohon izin saya scencshoot untuk pr di sekolah

    BalasHapus
  2. Terimakasih atas segala infon nya mohon izin saya scencshoot untuk pr di sekolah

    BalasHapus