Nama
: Siti Apipah
NIM : 3131311030
Mata
kuliah : Apresiasi Drama
Indonesia
Dosen
pengampu : Egi Nusivera, M.Pd.
Tugas
: Menganalisis
Unsur Ekstrinsik dari Film Negeri 5 Menara
A. Biografi
Ahmad Fuadi
Ahmad
Fuadi lahir di Maninjau, Sumatera Barat pada tanggal 30 Desember1972. Beliau
adalah seorang novelis, pekerja sosial dan mantan wartawan dari Indonesia.
Novel petamanya adalah Negeri 5 menara yang merupakan buku pertama dari trilogi
novelnya. Karya fiksinya dinilai dapat menumbuhkan semangat untuk berprestasi.
Walaupun tergolong masih baru terbit, novelnya sudah masuk dalam jajaran best
seller tahun2009. Kemudian meraih Anugerah Pembaca Indonesia 2010 dan tahun
yang sama juga masuk Nominasi Khatulistiwa Literary Award, sehingga PTS litera,
salah satu penerbit di Negeri Jiran Malaysia trtarik menerbitkan di negaranya
dalam bahasa melayu. Novel keduanya yang merupakan trilogi dari Negeri 5
Menara, Ranah 3 Warna telah di terbitkan sejak 23 Januari 2011. Dan novel
pamungkas dari trilogi ini Rantau 1 Muara diluncurkan di Washington DC secara
simbolis bulan Mei 2013.
Ahmad
Fuadi memulai pendidikan menengahnya di KMI Pondok Modern Darussalam Gontor
Ponorogo dan lulus pada tahun 1992. Kemudian melanjutkan kuliah Hubungan
Internasional di Universitas Padjadjaran, setelah lulus menjadi wartawan tempo.
Tahun 1998 beliau mendapat beasiswa di Fulbright untuk kuliah S2 di School
of Media and Public Affairs, George
Washington University. Merantau ke Washington DC bersama Yayi, istrinya yang
juga wartawan tempo, merupakan mimpi masa kecilnya yang menjadi kenyataan.
B. Alasan
Novel Negeri 5 Menara diterbitkan
Seperti
yang telah dijelaskan, bahwa novel negeri 5 menara itu adalah bagian kedua atau
novel kedua dari trilogi novel karya Ahmad Fuadi yang pertama berjudul Ranah 3 Warna kemudian Negeri 5 Menara dan
yang terakhir Rantau 1 Muara
C. Sedikit
ulasan mengenai film negeri 5 menara
Film
negeri 5 menara diangkat dari sebuah novel karya Ahmad Fuadi yang berjudul
negeri 5 menara, yang kemudian di jadikan sebuah film dan disutradarai oleh
Affandi Abdul Rachman yang Di dalamnya menceritakan persahabatan, kerja kerasatau kesungguhan,
keluarga, agama dan sebagainya. genrenya edukasi, religi, dan roman
D. Sinopsis
Film Negeri 5 Menara
Alif
merupakan tokoh utamanya, dia adalah seorang anak biasa serta sederhana yang
baru lulus SMP di Meninjau, dengan mendapat nilai masuk pada 10 besar. Alif
sangat bercita-cita seperti Habibie. sahabatnya bernama Randai. Alif sangat
menginginkan melanjutkan sekolah SMA di bandung kemudian melanjutkan kuliah di
ITB. Akan tetapi ibunya menyuruh alif untuk masuk ke pesantren Madani di
Ponorogo, Jawa Timur. Dengan setengah hati Alif menyetujui permintaan ibunya.
Sesampainya dipondok hati Alif semakin kacau dan merasa ragu karena di pondok
Madani itu tempatnya lebih kampung. Akan tetapi hari demi hari Alif jalani
meskipun dengan berat hati, awalnya Alif itu seorang yang pendiam akan tetapi
setelah bertemu teman barunya yaitu Baso dari Gowa, Atang dari Bandung, Said
dari Surabaya, Raja dari Medan, dan Dulmajid dari Madura. Mereka berenam selalu
berkumpul di bawah munara mesjid sehingga mereka membuat julukan untuk mereka
yaitu sohibul munara atau para pemilik munara. Mereka masing-masing punya misi
untuk menaklukan Dunia, dengan bekal jargon yaitu man jadda wajadda (siapa yang
bersungguh-sungguh pasti akan berhasil).
Sohibul menara selalu berfikir visioner dan bercita-cita besar. Akan
tetapi Baso keluar di perjalanan dari pesantren itu karena neneknya sakit parah.
Kemudian Alif yang awalnya akan keluar dari pesantren itu tidak jadi dan
akhirnya mereka semua menjadi orang besar.
E. Pemeran
dalam film negeri 5 menara
Ikang
Fauzi sebagai Kyai Rais
Lulu
Tobing sebagai Amak
David
Chalik sebagai Ayah Alif
Donni
Alamsyah sebagai Ust Salman
Ariyo
Wahab sebagai Alif dewasa
Gazza
Zubizareta sebagai Alif kecil
Billy
Sandy sebagai Baso remaja
Ernest
Samudra sebagai Said remaja
Rizki
Ramdani sebagai Atang remaja
Jiofanis
Lubis sebagai Raja remaja
Aris
Putra sebagai Dulmajid remaja
Eriska
Rein sebagai Sarah
Andhika
Pratama sebagai Fahmi (santri senior)
Mario
Irwinsyah sebagai Iskandar (santri senior)
Sakurta
Ginting sebagai Randai
F. Komplikasi
awal terjadi pada saat orang tua Alif meminta Alif untuk tinggal di sebuah
pondok pesantren akan tetapi awalnya Alif menolak, tapi lama kelamaan setelah
Ayahnya membujuk Alif akhirnya Alif pun menyetujui. Puncak permasalahannya pada
saat Alif memutuskan keluar dari pesantren. Setelah beberapa saat Alif berfikir
akhirnya Ia urungkan niatnya keuar dari pesantren tersebut.
G. Perwatakan
tokoh
Alif
: orangnya tabah, sabar serta mencoba untuk patuh.
Dulmajid
: orangnya lucu dan nekad
Raja
:seorang orator yang hebat, penghafal keras dan gampang bingung
Baso
: pintar, kerja keras dan pengertian yang selalu melantunkan Al Quran dimanapun
ia berada
Atang
: seorang yang mencintai seni dan teater, pendiam,dan tidak berani aneh-aneh
Said
: ia sangat terobsesi dengan bodybuilding dan mengidolakan Arnold
Schwarznegger.
Ust
Salam : wali kelas Alif, lelaki muda bertubuh kurus bersuara lantang
Amak
: menjunjung tinggi nilai agama tegas serta sangat baik
Ayah
: sabar, baik serta menjunjung tinggi nilai agama.
H. Unsur-unsur
ekstrinsik dalam film negeri 5 menara
Nilai ketuhanan
Sangat
banyak nilai ketuhanan yang terkandung dalam film negeri 5 menara tersebut
diantaranya kita sebagai manusia pada hakikatnya sama disisi Allah, kemudian
kita harus yakin tehadap Allah dan tadirnya “Man jadda wajadda” barang siapa
yang bersungguh-sungguh pasti akan berhasil, dan apapun jalan yang digariskan
Tuhan pada kita tentu itu terbaik bagi kita, Allah selalu memberikan jalan yang
terbaik kepada setiap hambanya.
Nilai
agama
Film
negeri 5 menara menceritakan tentang
kehidupan psantren yang selalu mengajarkan nilai-nilai agama, mulai dari
keikhlasan, jujur, disiplin, qana’at, sabar dan mandiri. Dan yang paling
penting yaitu semakin mendekatkan diri dan hati kita pada sang khalik.
Nilai
moral
Kebersamaan
sohibul menara dalam menghadapi segala hal dengan kerja sama dan pantang
menyerah, Saling toleran antara satu sama lain. kekompakan yang diutamakan jika
hidup dalam pesantren.
Nilai
sosial
Di
kehidupan pesantren, kita tidak di ajarkan untuk egois, tapi saling membantu
satu sama lain, dan mengutamakan kesolidaritasan bukan keegoisan. Jika yang
satu makan enak maka yang lain pun ikut makan enak. Susah senang dijalani
bersama.
Nilai
ekonomi
Para
pengajar di pondok Madani tidak meminta untuk dibayar, mereka ikhlas mendidik
para santri karena Allah SWT, serta santri di pondok madani yang banyak
kekurangan secara ekonomi tetapi masih bisa bersekolah di pondok Madani.
Kehidupan pesantren itu semua yang dilakukan semata-mata hanya mengharapkan
Ridha Allah SWT.
Nilai
budaya
Jika
dilihat dari novelnya ada terdapat kutipan bahwa anak laki-laki dan seorang
ayah masyarakat minangkabau tidak pernah berangkulan (di kampungku memang tidak
ada budaya anak laki-laki dan seorang ayah). Akan tetapi jika kita lihat dalam
filmnya terdapat adegan Alif dan ayahnya sedang berangkulan.
Hasil
temuan
Penulis
menemukan bahwa anak yang disekolahkan di pesantren identik dengan anak-anak
yang nakal, kekurangan baik secara ekonomi maupun akademik. Akan tetapi
senakal-nakalnya anak di pesanteren tidak akan senakal anak yang tidak
mengenyam dunia pendidikan. Hal yang harus kita hadapi dalam kehidupan
pesantren yang keras, kita tidak boleh berleha-leha harus bisa mengatur waktu
sebaik mungkin. Sebab jika tidak maka kita akan ketinggalan jauh, baik dalam
hal pengetahuan maupun yang lainnya.